Mengapa matahari menyilaukan, tapi "teduh" di sore hari?

Lebih tepatnya; "Mengapa pada sore hari kita bisa melihat matahari dengan nyaman, sedangkan pada siang hari begitu menyilaukan?"
"Padahal kalau dipikir-pikir, jarak bumi dengan matahari juga tidak berubah. Dan tentunya sinar matahari yang dipancarkan dari sononya sama saja antara siang hari dan sore hari."
Pusing juga kalau jawabannya dicari data yang disajikan oleh teman kangdab tadi. Pasalnya jarak bumi dengan matahari di waktu siang hari dan di waktu sore hari memang boleh dikata tidak ada bedanya. Selain itu, sinar yang dipancarkan matahari di waktu pagi, siang, sore atau di waktu malam hari pun, di sononya (di matahari) juga sama saja. Lantas kenapa pada sore hari, orang-orang bisa nonton matahari bahkan ada acara sunset di pantai segala?
Ternyata jawabannya ada pada data penting yang belum di sajikan. Yaitu: Atmosfir bumi.
Atmosfir bumi dapat diibaratkan sebagai sebuah lapisan atau selaput pada permukaan bumi. Atmosfir ini bisa dikategorikan sebagai sebuah medium perambatan cahaya.
Jarak bumi dan matahari boleh dikatakan tidak berubah pada siang dan sore hari. Namun jarak yang di tempuh cahaya matahari sampai ke mata kita berbeda antara siang dan sore hari. Cahaya matahari menempuh jarak yang lebih jauh di waktu sore untuk sampai ke mata kita dibandingkan di waktu siang hari. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini:


 Jadi, pada sore hari kita melihat matahari dengan perlindungan atmosfir yang lebih tebal daripada siang hari. Makanya kita tidak terlalu silau dan bisa menikmati es kelapa muda di tepi pantai. :)
Well, kadang data yang kurang bisa menimbulkan kesalahan dalam pencarian solusi.

Tidak ada komentar:

Judul iklan, kadang tidak sebagus isinya :)